Kamis, 25 Desember 2014
Senin, 14 Juli 2014
Chef Juna: Saya Itu Slengean
Johan Sompotan - Okezone
Chef Juna (Foto:Johan Sompotan)
MEMILIKI wajah galak serta berpenampilan sesukanya,
tetap membuat Chef Juna disukai penggemarnya. Bahkan, dengan memiliki
gaya seperti inilah membuat dirinya bisa bergabung di Indonesian
Association Chef (ICA).
"Saya itu slengean, saya bukan anak santun, saya pun bukan anak sukses tapi saya bisa masuk dan bergabung di ICA," ucap Chef Juna saat berbincang dengan Okezone di Jakarta, belum lama ini.
Pemilik nama Juna Rorimpandey ini pun merasa bersyukur dengan memiliki penampilan yang semaunya, terlebih talenta yang dipunyainya menjadi modal utama dalam memasak.
"Meski saya kontradiksi tapi saya punya skill memasak yang bisa saya lakukan dan saya bukan sombong," paparnya lagi.
Juna pun tak memerdulikan bila dirinya kerap dicap negatif, lantaran penampilan serta sosoknya yang terlihat garang.
"Saya mah bodo amat, orang mau bilang saya apapun, karena saya adalah saya. Saya enggak mau jadi orang lain karena saya apa adanya," tegasnya lagi.
Diakuinya, penampilan yang slengean ini bukanlah dibuat-buat tetapi memang pure keluar dari dalam dirinya.
"Saya seperti ini, bukan dibuat-buat. Saya tidak suka sama orang yang mencla-mencle. Dalam memasak, saya termasuk orang yang kejam," tutupnya. (uky) (ftr)
"Saya itu slengean, saya bukan anak santun, saya pun bukan anak sukses tapi saya bisa masuk dan bergabung di ICA," ucap Chef Juna saat berbincang dengan Okezone di Jakarta, belum lama ini.
Pemilik nama Juna Rorimpandey ini pun merasa bersyukur dengan memiliki penampilan yang semaunya, terlebih talenta yang dipunyainya menjadi modal utama dalam memasak.
"Meski saya kontradiksi tapi saya punya skill memasak yang bisa saya lakukan dan saya bukan sombong," paparnya lagi.
Juna pun tak memerdulikan bila dirinya kerap dicap negatif, lantaran penampilan serta sosoknya yang terlihat garang.
"Saya mah bodo amat, orang mau bilang saya apapun, karena saya adalah saya. Saya enggak mau jadi orang lain karena saya apa adanya," tegasnya lagi.
Diakuinya, penampilan yang slengean ini bukanlah dibuat-buat tetapi memang pure keluar dari dalam dirinya.
"Saya seperti ini, bukan dibuat-buat. Saya tidak suka sama orang yang mencla-mencle. Dalam memasak, saya termasuk orang yang kejam," tutupnya. (uky) (ftr)
RALPH TAMPUBOLON
Ralph Tampubolon is the anchor of Metro TV’s late-night program “Metro Malam.” He joined the company in March 2006, and has reported for several programs including “Indonesia This Morning” and “Indonesia Now.”
His international background helped shape his interests and career. Born in Jakarta, Tampubolon lived in Boston, Massachusetts, for five years. He graduated with a Master of Arts in Media Communication from Webster University in Cha-Am, Thailand.
Among his most notable interview subjects – Former Philippine president Corazon Aquino and former Malaysian deputy prime minister Anwar Ibrahim. Prior to joining Metro TV, Tampubolon was a reporter with JakTV and TVRI in Jakarta. He also worked in radio at 101FM Radio One and M97FM.
Tampubolon is fluent in Bahasa Indonesia and English. His long-range goals include working in the film industry.
Hary Tanoesoedibjo
Nama Lengkap : Hary Tanoesoedibjo
Alias : Hary Tanoe
Profesi : Pengusaha
Agama : Kristen
Tempat Lahir : Surabaya, Indonesia
Warga Negara : Indonesia
Istri : Liliana Tanaja Tanoesoedibjo
Anak : Angela Herliani Tanoesoedibjo, Valencia Herliani Tanoesoedibjo, Jessica Herliani Tanoesoedibjo, Clarissa Herliani Tanoesoedibjo, Warren Haryputra Tanoesoedibjo
Alias : Hary Tanoe
Profesi : Pengusaha
Agama : Kristen
Tempat Lahir : Surabaya, Indonesia
Warga Negara : Indonesia
Istri : Liliana Tanaja Tanoesoedibjo
Anak : Angela Herliani Tanoesoedibjo, Valencia Herliani Tanoesoedibjo, Jessica Herliani Tanoesoedibjo, Clarissa Herliani Tanoesoedibjo, Warren Haryputra Tanoesoedibjo
BIOGRAFI
Hary Tanoesoedibjo adalah seorang pengusaha dari Indonesia. Saat
ini Hary memegang beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaan
terkemuka di Indonesia. Selain itu, Hary saat ini juga memegang berbagai
posisi di perusahaan-perusahaan lainnya di bawah bendera Global
Mediacom dan Bhakti Investama.
Ia telah berulang kali menjadi pembicara di berbagai seminar dan menjadi dosen tamu dalam bidang Keuangan Perusahaan, Investasi dan Manajemen Strategis untuk program magister di berbagai perguruan tinggi.
Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Harry menduduki peringkat ke-22 dengan total kekayaan US$ 1,19 miliar.
Karirnya tidak hanya berhenti sampai disitu, dia bahkan menjabat sebagai Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia atau yang disingkat dengan KONI. Beliau melakoni semua itu dengan kemampuannya yang sangat besar. Hary memang terkenal giat dan terampil. Selain itu kecerdasannya mampu membawanya menjadi jajaran orang penting di Indonesia. Kemampuan manajemen nya yang bagus membuatnya mampu menjalankan perannya di berbagai perusahaan yang dia miliki sehingga semua perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan terorganisir.
Dari berbagai perusahaan yang beliau miliki beliau berhasil menjadi milioner yang layak diperhitungkan dan dipandang oleh kalangan pebisnis lain. Untuk itulah beliau sering dihadirkan sebagai pembicara untuk berbagai seminar untuk menyalurkan kemampuannya kepada pebisnis Indonesia yang lain. Dalam pencapaian kesuksesannya, dia memiliki empat kunci. Yakni, fokus dengan tujuan, berdoa, membangun karakter yang baik, dan disiplin untuk komitmen.
Pada Juni 2012, Hary Tanoesoedibjo diperiksa oleh KPK sehubungan dengan kasus korupsi Tommy Hindratno, pejabat pajak di Kantor Pajak Sidoarjo, dan James Gunarjo, yang diyakini terhubung dengan Bhakti Investama, perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo. Namun, Hary menegaskan bahwa perusahaannya tidak terlibat. Menurutnya, tersangka James dan Tommy tidak berkaitan dengan PT Bhakti Investama, apalagi dirinya.
Pada 2 Juli 2013, Hary terpilih sebagai cawapres dari Partai Hanura mendampingi Wiranto. Ketua Dewan Pertimbangan Hanura ini terjun ke politik karena keprihatinan. Korupsi, penegakan hukum, pendidikan dan (penanganan) kesenjangan sosial masih lambat.
Setelah diskusi dengan Wiranto, dia mengaku punya visi dan misi yang sama membangun Indonesia sesuai potensi untuk membangun Indonesia. Untuk mengabdi kepada rakyat Indonesia agar dapat berubah menjadi lebih baik.
Sementara itu menurut Saleh Husin, Sekjen Hanura, Hary dipilih karena dia mempunyai citra yang bagus, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.
Ia telah berulang kali menjadi pembicara di berbagai seminar dan menjadi dosen tamu dalam bidang Keuangan Perusahaan, Investasi dan Manajemen Strategis untuk program magister di berbagai perguruan tinggi.
Pada 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Harry menduduki peringkat ke-22 dengan total kekayaan US$ 1,19 miliar.
Karirnya tidak hanya berhenti sampai disitu, dia bahkan menjabat sebagai Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia atau yang disingkat dengan KONI. Beliau melakoni semua itu dengan kemampuannya yang sangat besar. Hary memang terkenal giat dan terampil. Selain itu kecerdasannya mampu membawanya menjadi jajaran orang penting di Indonesia. Kemampuan manajemen nya yang bagus membuatnya mampu menjalankan perannya di berbagai perusahaan yang dia miliki sehingga semua perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik dan terorganisir.
Dari berbagai perusahaan yang beliau miliki beliau berhasil menjadi milioner yang layak diperhitungkan dan dipandang oleh kalangan pebisnis lain. Untuk itulah beliau sering dihadirkan sebagai pembicara untuk berbagai seminar untuk menyalurkan kemampuannya kepada pebisnis Indonesia yang lain. Dalam pencapaian kesuksesannya, dia memiliki empat kunci. Yakni, fokus dengan tujuan, berdoa, membangun karakter yang baik, dan disiplin untuk komitmen.
Pada Juni 2012, Hary Tanoesoedibjo diperiksa oleh KPK sehubungan dengan kasus korupsi Tommy Hindratno, pejabat pajak di Kantor Pajak Sidoarjo, dan James Gunarjo, yang diyakini terhubung dengan Bhakti Investama, perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo. Namun, Hary menegaskan bahwa perusahaannya tidak terlibat. Menurutnya, tersangka James dan Tommy tidak berkaitan dengan PT Bhakti Investama, apalagi dirinya.
Pada 2 Juli 2013, Hary terpilih sebagai cawapres dari Partai Hanura mendampingi Wiranto. Ketua Dewan Pertimbangan Hanura ini terjun ke politik karena keprihatinan. Korupsi, penegakan hukum, pendidikan dan (penanganan) kesenjangan sosial masih lambat.
Setelah diskusi dengan Wiranto, dia mengaku punya visi dan misi yang sama membangun Indonesia sesuai potensi untuk membangun Indonesia. Untuk mengabdi kepada rakyat Indonesia agar dapat berubah menjadi lebih baik.
Sementara itu menurut Saleh Husin, Sekjen Hanura, Hary dipilih karena dia mempunyai citra yang bagus, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.
PENDIDIKAN
- Bachelor of Commerce (Honours), Carleton University, Ottawa-Kanada (1988)
- Master of Business Administration, Ottawa University, Ottawa-Kanada (1989)
KARIR
- Pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT Bhakti Investama Tbk.
- Presiden Direktur PT Global Mediacom Tbk
- Presiden Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC)
- Presiden Direktur PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)
- Komisaris PT Mobile-8 Telecom Tbk,
- Komisaris Indovision
- Bendahara Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
PENGHARGAAN
- Peringkat ke-22 orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes 2011.
- Unpredictable Newsmaker 2011 dari media portal Rakyat Merdeka Online(RMOL)
SOCIAL MEDIA
Twitter: @HaryTanoe
Facebook: Hary Tanoesoedibjo
Facebook: Hary Tanoesoedibjo
Basuki Tjahaja Purnama
Nama Lengkap : Basuki Tjahaja Purnama
Alias : Ahok | Basuki Tjahaja | Basuki T Purnama
Profesi : Politisi
Agama : Kristen
Tempat Lahir : Manggar, Bangka Belitung
Tanggal Lahir : Rabu, 29 Juni 1966
Zodiac : Cancer
Hobby : Menulis
Warga Negara : Indonesia
Istri : Veronica
Alias : Ahok | Basuki Tjahaja | Basuki T Purnama
Profesi : Politisi
Agama : Kristen
Tempat Lahir : Manggar, Bangka Belitung
Tanggal Lahir : Rabu, 29 Juni 1966
Zodiac : Cancer
Hobby : Menulis
Warga Negara : Indonesia
Istri : Veronica
BIOGRAFI
Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab dengan nama Ahok adalah
politikus asal Belitung. Dia menjadi pasangan Jokowi dalam Pemilu
Gubernur DKI Jakarta 2012. Pada pemilu tahun 2012, Jokowi dan Ahok
terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur Jakarta. Sebelumnya, dia
menjabat sebagai Bupati Belitung Timur menggantikan Usman Saleh.
Ahok lahir di Belitung pada tanggal 29 Juni 1966. Dia adalah anak pertama dari pasangan Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing yang merupakan keturunan Tionghoa-Indonesia. Bersama dengan ketiga adiknya, Ahok menghabiskan masa kecilnya di Desa gantung, Belitung Timur, hingga tamat sekolah menengah pertama. Setelah itu, Ahok hijrah ke Jakarta untuk meneruskan pendidikannya.
Di Jakarta, Ahok menimba Ilmu di Universitas Trisakti dengan mengambil Jurusan Teknik Geologi di Fakultas Teknik Mineral. Setelah lulus dan mendapatkan gelar Insinyur Geologi, pada tahun 1989 Ahok kembali ke Belitung dan mendirikan CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT Timah.
Dua tahun kemudian, Ahok melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya. Setelah mendapatkan gelar MAgister Manajemen, dia kemudian bernaung di bawah PT Simaxindo Primadaya dengan menjabat sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek.
Dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya bekerja, Ahok mendirikan PT Nurindra Ekapersada, yang merupakan awal perjalanan dari Gravel Pack Sand (GPS). Setelah berhenti bekerja untuk PT Simaxindo, Ahok mendirikan pabrik pengolahan asir kuarsa pertama di Belitung, yang berlokasi di Dusun Burung Mandi. Perusahaan tersebut dia dirikan dengan mengadopsi dan mengadaptasi teknologi Amerika Serikat dan Jerman. Bersama dengan berkembangnya pabrik tersebut, kawasan industri dan pelabuhan samudra berkembang. Kawasan tersebut sekarang dikenal dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).
Kemudian, pada tahun 2004, Ahok berhasil meyakinkan seorang investor Korea untuk membangun Tin Smelter atau peleburan bijih timah di KIAK.
Pada tahun itu juga, Ahok mulai bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB), dan ditunjuk sebagai ketua DPC PIB Kabupaten Belitung. Pada Pemilu 2004, dia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung hingga tahun 2009.
Satu tahun kemudian, setelah mengantongi 37% lebih suara rakyat, Ahok menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Dalam pemerintahannya, Ahok membebaskan biaya kesehatan kepada seluruh warga tanpa kecuali. Namun, pada 22 Desember 2006, Ahok resmi mengundurkan diri dari pemerintahan dan menyerahkan jabatan tersebut kepada wakilnya, Khairul Effendi.
Pada tahun 2007, Ahok mencalonkan diri untuk menjadi Gubernur Bangka Belitung. Pada saat itu, dia mendapatkan dukungan penuh dari Abdurrahman Wahid. Namun, dia kalah dengan Eko Maulana Ali. Tahun ini juga, Ahok mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Anti Korupsi. program pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis bagi Belitung Timur juga berhasil mengantarkan Ahok untuk meraih penghargaan tersebut.
Kemudian, pada tahun 2008, Ahok meluncurkan sebuah buku berjudul "Merubah Indonesia". Ahok adalah seorang ayah dari Nicholas, Natania, dan Daud Albeenner, dan seorang suami bagi seorang wanita asal Medan, Veronica.
Sebagai wakil gubernur DKI, Ahok Ahok juga sudah mempunyai rencana akan membenahi sistem transportasi dengan memperbanyak jumlah busway sampai seribu unit yang diperuntukkan khusus bagi orang cacat, anak-anak dan perempuan. Bahkan monorel serta kereta gratis yang menghubungkan Blok M sampai Monas juga akan diadakan. Meski menjadi orang nomor dua di ibukota dia tetap tampil sederhana. Ahok mengaku tidak pernah pusing memikirkan pakaian dan sepatu yang dipakainya hanya itu-itu saja setiap waktu.
Ahok lahir di Belitung pada tanggal 29 Juni 1966. Dia adalah anak pertama dari pasangan Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing yang merupakan keturunan Tionghoa-Indonesia. Bersama dengan ketiga adiknya, Ahok menghabiskan masa kecilnya di Desa gantung, Belitung Timur, hingga tamat sekolah menengah pertama. Setelah itu, Ahok hijrah ke Jakarta untuk meneruskan pendidikannya.
Di Jakarta, Ahok menimba Ilmu di Universitas Trisakti dengan mengambil Jurusan Teknik Geologi di Fakultas Teknik Mineral. Setelah lulus dan mendapatkan gelar Insinyur Geologi, pada tahun 1989 Ahok kembali ke Belitung dan mendirikan CV Panda yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan PT Timah.
Dua tahun kemudian, Ahok melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya. Setelah mendapatkan gelar MAgister Manajemen, dia kemudian bernaung di bawah PT Simaxindo Primadaya dengan menjabat sebagai staf direksi bidang analisa biaya dan keuangan proyek.
Dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya bekerja, Ahok mendirikan PT Nurindra Ekapersada, yang merupakan awal perjalanan dari Gravel Pack Sand (GPS). Setelah berhenti bekerja untuk PT Simaxindo, Ahok mendirikan pabrik pengolahan asir kuarsa pertama di Belitung, yang berlokasi di Dusun Burung Mandi. Perusahaan tersebut dia dirikan dengan mengadopsi dan mengadaptasi teknologi Amerika Serikat dan Jerman. Bersama dengan berkembangnya pabrik tersebut, kawasan industri dan pelabuhan samudra berkembang. Kawasan tersebut sekarang dikenal dengan nama Kawasan Industri Air Kelik (KIAK).
Kemudian, pada tahun 2004, Ahok berhasil meyakinkan seorang investor Korea untuk membangun Tin Smelter atau peleburan bijih timah di KIAK.
Pada tahun itu juga, Ahok mulai bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB), dan ditunjuk sebagai ketua DPC PIB Kabupaten Belitung. Pada Pemilu 2004, dia terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung hingga tahun 2009.
Satu tahun kemudian, setelah mengantongi 37% lebih suara rakyat, Ahok menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Dalam pemerintahannya, Ahok membebaskan biaya kesehatan kepada seluruh warga tanpa kecuali. Namun, pada 22 Desember 2006, Ahok resmi mengundurkan diri dari pemerintahan dan menyerahkan jabatan tersebut kepada wakilnya, Khairul Effendi.
Pada tahun 2007, Ahok mencalonkan diri untuk menjadi Gubernur Bangka Belitung. Pada saat itu, dia mendapatkan dukungan penuh dari Abdurrahman Wahid. Namun, dia kalah dengan Eko Maulana Ali. Tahun ini juga, Ahok mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Anti Korupsi. program pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis bagi Belitung Timur juga berhasil mengantarkan Ahok untuk meraih penghargaan tersebut.
Kemudian, pada tahun 2008, Ahok meluncurkan sebuah buku berjudul "Merubah Indonesia". Ahok adalah seorang ayah dari Nicholas, Natania, dan Daud Albeenner, dan seorang suami bagi seorang wanita asal Medan, Veronica.
Sebagai wakil gubernur DKI, Ahok Ahok juga sudah mempunyai rencana akan membenahi sistem transportasi dengan memperbanyak jumlah busway sampai seribu unit yang diperuntukkan khusus bagi orang cacat, anak-anak dan perempuan. Bahkan monorel serta kereta gratis yang menghubungkan Blok M sampai Monas juga akan diadakan. Meski menjadi orang nomor dua di ibukota dia tetap tampil sederhana. Ahok mengaku tidak pernah pusing memikirkan pakaian dan sepatu yang dipakainya hanya itu-itu saja setiap waktu.
PENDIDIKAN
- Program Pasca Sarjana Manajemen Keuangan di Sekolah Tinggi.
- Manajemen Prasetiya Mulya Jakarta, 1994.
- Sarjana Teknik Geologi di Universitas Trisakti Jakarta, 1990.
- SMA III PSKD Jakarta, 1984.
- SMP No. 1 Gantung, Belitung Timur, 1981.
- SDN No. 3 Gantung, Belitung Timur, 1977.
KARIR
- Anggota Komisi II DPR RI, 2009 - 2014.
- Direktur Eksekutif Center for Democracy and Transparency (CDT.3.1).
- Bupati Belitung Timur, 2005 - 2006.
- Anggota DPRD Belitung Timur bidang Komisi Anggaran, 2005 - 2006.
- Asisten Presiden Direktur bidang analisa biaya dan keuangan PT. Simaxindo Primadaya, Jakarta, 1994 - 1995.
- Direktur PT. Nurindra Ekapersada, Belitung Timur, 1992 - 2005.
- Wakil Gubernur DKI Jakarta (2012)
Organisasi:
- Ketua Dewan Yayasan Sosial dan Agama di Jakarta.
PENGHARGAAN
- Tokoh Anti Korupsi dari Gerakan Tiga Pilar Kemitraan (KADIN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Masyarakat Transparansi Indonesia), 2007.
- Salah satu dari 10 Tokoh yang Mengubah Indonesia, Majalah Tempo, 2006.
- Gold Pin, Fordeka (Forum Demokrasi), 29 Oktober 2006.
SOCIAL MEDIA
Twitter: @basuki_btp
http://ahok.org
http://ahok.org
Indonesian presidential candidate Prabowo Subianto promises tough action on asylum seekers
Tensions are rising between Mr Prabowo and his rival, Jakarta governor Joko Widodo, as each side continues to claim that they are winning the “real count”.
Mr Prabowo’s brother and campaign manager Hashim Djojohadikusumo said “My brother and Tony Abbott have traded letters,” and that he had held meetings with the Australian foreign minister.
Advertisement
“Prabowo … will be very tough on people trafficking … Prabowo
has had lunch with Greg Moriarty, your ambassador. I would characterise
the relationship Prabowo has had with the Australian government as
being better than the relationship [between] the current [Indonesian]
government [led by Susilo Bambang Yudhoyono] and the Australian
government, and I think you can check ambassador Moriarty on that.”In later comments, Mr Hashim again raised the subject of people smuggling in the context of the relationship, saying that a Prabowo government would crack down on “people from Afghanistan, Iraq, trying to get to Australia”.
The passage of asylum seekers through Indonesia to Australia has long been an irritant in the relationship between the two countries, and many on the right of politics in Australia believe Indonesia does not do enough to stop it.
It is unclear if any such discussions on the subject have been held between Mr Joko and Australia, but in one presidential debate, Mr Joko said he thought Australia viewed Indonesia as being “weak”.
With both sides claiming victory and 10 days to go before an official result is announced, tensions are rising.
Mr Prabowo openly denounced Mr Joko for the first time on Friday night, saying in a BBC interview: “I think my rival is a product of a PR campaign … a tool of the oligarchs … He’s not a man of the people. He claims to be humble, but that’s just an act.”
Of the “quick count” poll results, most of which said with a small margin of error that Mr Joko would win the election, Mr Prabowo said they were part of a “grand design” to manipulate the result.
His camp has promised to refer several pollsters to police for criminal investigations over their “provocative” behaviour in finding Mr Joko ahead.
Mr Hashim said Berhanuddin Muhtadi, the head of polling company Indikator, would be referred for “violations of the law as we see it”, and several other “heads and maybe members of other polling agencies” would also have police reports filed against them.
Prabowo campaign spokesman Fadli Zon said the pollsters had violated the law by indicating that any official result that disagreed with their “quick counts” would suggest that results had been tampered with.
Both sides have warned of the other trying to “steal” the election, involving 130 million ballots, and Dr Yudhoyono warned that the political situation could reach “boiling point” on July 22 when the Election Commission releases its verdict.
After that, the losing side is likely to refer the result to the country’s constitutional court.
Mr Hashim said his side would abide by the court’s decision.
“There is nothing in our game plan that foresees taking to the streets … if there’s no provocation from the other camp, we would not go on the streets”.
Mr Prabowo addressed a rally in the centre of the city in support of Palestine on Friday, and was introduced to the cheering crowd of supporters as “the new president of Indonesia”, before going on to talk about “imperialist powers who always want to see a poor Indonesia”.
In the crowd were members of the hardline Islamic Defenders Front (FPI), who chanted “Jihad! Jihad!”, though not in response to the declaration. One member was carrying a flag also used by militant group ISIL.
Asked on the BBC what he would do if he lost the election, Mr Prabowo said: “What? I am very confident I will win.”
He added, however, that if “the Indonesian people do not need me”, he would retire to “a quieter life”.
His brother, Mr Hashim, also warned Bill Clinton away from Indonesia, saying it was "not an appropriate time" for a planned visit later this month for the Clinton Global Initiative by the former US president.
"People in Indonesia are concerned that his visit may be used for other purposes ... There is some concern that his visit might be used by the other side for their own purposes," Mr Hashim said.
"He can visit some time after the election is over."
Akbar denies Golkar will
join Jokowi-Kalla
The Jakarta Post, Jakarta | Election Watch | Sun, July 13 2014, 8:06 PM
“We have signed a declaration of a permanent coalition to support Prabowo-Hatta. It is a sign of our full endorsement of the candidate pair. We have the motivation to maintain our commitment for the next five years,” he said as quoted by tempo.co on Sunday.
Akbar said the permanent coalition was established to strengthen and optimize the Prabowo-Hatta administration should the candidate pair win the election based on the General Elections Commission (KPU) official vote tally, which will be announced on July 22.
Akbar further said he was optimistic that Prabowo-Hatta would win the election, even though the majority of pollsters’ quick counts favored Jokowi-Kalla.
“A number of pollsters said Prabowo-Hatta’s electability was above their rivals. We can confirm this once the KPU announces the official result,” he added.
It was previously reported that several Golkar politicians, including party deputy chairman Agung Laksono, were disappointed that most credible survey institutions put the Jokowi-Kalla ticket in the lead.
A quick count conducted by the Cyrus Network and the Center for Strategic and International Studies (CSIS) showed that Jokowi-Kalla led Prabowo-Hatta, 47.17 percent to 42.15 percent.
Golkar politician Nusron Wahid said there was talk of unseating chairman Aburizal Bakrie for his decision to support Prabowo. If successful, Golkar would likely join the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P) and its coalition partners, the NasDem Party, the National Awakening Party (PKB) and the Hanura Party, in the ruling government.
With Golkar in the coalition, a Jokowi administration would have the majority of seats in the House of Representatives. (gda/ebf)
Minggu, 13 Juli 2014
Langganan:
Postingan (Atom)