Jumat, 16 Januari 2015

BIPOLAR DISORDER



Penyakit Bipolar Disorder dan Ciri-Cirinya



Penyakit Bipolar  - Salah satu gangguan kesehatan yang kurang dikenal masyarakat adalah ganguan penyakit bipolar disorder. Padahal pengidap bipolar disorder sangat membutuhkan dukungan dari semua pihak bagi kesembuhan dirinya. Bipolar "naik daun" ketika media massa ramai memperbincangkan kasus Marshanda, dan susul dengan kematian Robbin Williams, yang juga mengidap gangguan bipolar disorder ini.

#APA BIPOLAR ITU


Bipolar adalah jenis penyakit psikologi, di tandai dengan perubahan mood (perasaan) yang sangat ekstrim, yakni berupa depresi dan mania (situs wiki). Mereka mengalami mood-swing, yakni pergantian mood yang cepat dan sangat ekstrim.

Mood ini sangat berlawanan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga perubahan mood yang ekstrim ini mengakibatkan penderitanya dalam keadaan sangat tertekan. Ketika berada pada kondisi mania, mereka bisa sangat berbahagia. Sebaliknya, ketika moodnya berubah pada kondisi depresi, mereka akan merasakan kesedihan yang menyayat-nyayat. Oleh karena itu pada pengindap penyakit bipolar ditemukan kecenderungan untuk bunuh diri.

#CIRI-CIRI UMUM BIPOLAR


1. Ecapism -- Sama seperti gangguan psikologi lainnya -- seperti borderline personality disorder--  pengidap penyakit bipolar disorder memiliki sifat ecapism. 

Ecapism dapat diartikan sebagai sifat menjauhi masalah, menarik diri dari masalah. Oleh karena itu orang yang mengidap penyakit bipolar disorder acapkali membayangkan pergi ke suatu tempat yang sangat jauh; tempat dimana ia tidak mengenal orang dan tidak dikenal oleh orang lain.


Dalam beberapa kasus pengidap bipolar disorder benar-benar meninggalkan keluarganya dengan alasan yang agak sulit diterima akal.


Mengapa mereka ingin pergi? Sebenarnya mereka mencari ketenangan. Mereka ingin hidup tanpa ada "kebisingan" dalam pikiran dan jiwanya, tidak ada tekanan-tekanan yang menghimpit pikiran dan perasaannya, atau bahkan untuk menjauhi godaan-godaan tertentu.


2. Seni -- Pengidap penyakit bipolar disorder juga merupakan bagian dari "big fans of art." Mereka adalah pecinta dan penikmat seni. Darah seni mereka mengalir deras mulai dari seni lukis hingga seni-seni abstrak. Mereka juga bisa menyukai fotografi, film, dan semua yang bersentuhan dengan seni.  Dan setidaknya mereka sangat mudah menciptakan puisi dan menikmatinya.

3. Kematian -- Pengidap penyakit bipolar disorder setidaknya pernah berpikir untuk mati atau bunuh diri. Konon 30% dari pengidap bipolar disorder mati karena bunuh diri. Ketika artikel ini ditulis, salah satu penderita bipolar disorder meninggal secara mengenaskan. Dialah Robin Williams. Kita mungkin pernah menonton filmnya, Jumanji.

Mengapa ingin mati? Tidak semua pengidap bipolar disorder menjawabnya dengan jawaban sama. Sebagian karena mereka benar-benar ingin "pergi" dari kehidupan sekarang. Ada juga karena memang tidak tahan terhadap tekanan hidup.


Ketika berada dalam kondisi depresi, pengidap bipolar disorder merasakan kesedihan yang amat sangat. Apabila kesedihan itu berlarut-larut, ia seperti racun yang mematikan secara perlahan-lahan. Oleh karena itu, perlu adanya seorang pendamping di masa-masa depresinya.



 Penderitaan Pengidap Penyakit Bipolar Disorder


Penderitaan Bipolar Disorder --Sangat sulit untuk mengungkapkan penderitaan penyandang bipolar disorder. Oleh karena itu penderita bipolar diorder sangat sulit untuk menemukan orang yang mengerti tentang dirinya.

Ia, merasa begitu kesepian. Mungkin orang awam tidak pernah memahami kata "sepi" seperti yang dialami penderita bipolar. Sepi itu begitu menyayat-nyayat hatinya.

Ia sering menangis tanpa sebab, tanpa alasan yang jelas. Tapi rasa sepi dan sedih itu jelas menggerogoti kebahagiaan jiwanya. Ingin mengungkapkan beban-bebannya namun tidak bisa menemukan seseorang yang mengerti tentang dirinya.


Penyandang bipolar disorder terkadang hanya menangis dalam hati, karena tak ada lagi air mata yang bisa keluar. Hal ini akan semakin menambah tingkat depresinya. Tangisan tanpa air mata lebih perih dan pedih. Ia mengharapkan ada tangan yang menyeka lukanya, ada telinga yang mendengarkan deritanya, dan ada seseorang yang demikian teduh sehingga ia bisa rebah penuh kedamaian.


Ketika mengalami kondisi depresi, seorang penyandang bipolar ingin berteriak keras melepaskan semua bebannya, pada saat yang bersamaan ia merasa begitu sedih. Duduk terjatuh tidak bergairah di sudut kamar. Ia merasa tidak berguna. Ia putus asa. Ia ingin bangkit. Tapi tiba-tiba rasa takut menyergap dirinya. Ia kembali jatuh ke pangkuan pesimisme.


Dan terus menerus keadaan ini mengisi dirinya silih berganti: sedih, putus asa, keinginan untuk bangkit, menangis, tertawa, sepi, ingin mati, merasa ada pribadi yang berbeda dalam diri, tidak bergairah, merasa sangat berdosa, melihat masa depan begitu suram, sangat malu bertemu orang lain, merasa benci dan ingin bertindak di luar imajinasi normal... begitu seterusnya datang silih berganti dengan sangat cepat.


Masa lalu datang membayanginya. Terkadang ia sangat benci dengan masa lalu. Tetapi ia juga ingin pulang ke masa lalu. Ingin bernostalgia dengan masa-masa indahnya. Mungkin ketika ia merasakan kasih sayang orang-orang terdekatnya, ketika bermain dengan riang tanpa beban di masa kecil, atau ketika ia menikmati keindahan bentangan alam.


Tetapi ketika mengingat hal-hal indah tersebut lagi-lagi kesedihan menyergap tanpa kompromi. Kini ia melihat dirinya hidup dalam penderitaan. Ingin keluar tetapi sulit sekali.


Bagaikan berada di satu dunia yang sangat gelap, pengap, sepi, dingin, menakutkan, penuh aroma racun... ia berusaha sekuat-kuatnya keluar dari dunia itu. Ia melihat di sisinya ada dunia yang cerah dan penuh warna. Ada cahaya kemilau dan taburan kebahagiaan. Terlihat tawa-tawa penuh keceriaan, senyuman dari hati penuh kedamaian, dan ketentraman yang tak terpatahkan. Ia terus berusaha. Meskipun merangkak ingin menggapai dunia indah itu. Tapi malangnya semakin berusaha semakin ia merasakan betapa berat perjuangannya untuk menggapai kehidupan indah itu.


Ia masih di sini, di dunia yang sepi dan gelap itu. Menangis sendiri. Sepi sekali. Tak ada pelukan hangat dari seorangpun. Tak ada belaian penuh kasih. Semua orang hanya menyalahkan dirinya tetapi tidak ada yang mengerti penderitaannya.


Ia sedang berjuang untuk hidup, tak ada seorangpun yang memahami betapa kerasnya perjuangan itu. Mereka hanya menghakimi. Dan, begitulah akhirnya ia semakin terasing dan merasa sendiri. Sepi. Sedih. Dan perih. Seorang diri.




Orang Hebat Dunia Pengidap Bipolar dan Rahasia di Balik Kesuksesannya


Ia memasuki panggung dengan sangat tenang. Suasana hening. Setiap orang menunggu presentasi memukau darinya. Maka mulai-lah ia bercerita. Simpel. Bertenaga. Dan selalu diingat.

Begitulah Steve Jobs. Para pengamat mengakui kehebatan presentasi Steve Jobs. Ia merangkai cerita begitu apik, bukan membaca slide-slide presentasi seperti kebanyakan orang. Audiens mengikuti alurnya, setahap demi setahap. Beberapa tampilan visual sederhana akan menemaninya menyelesaikan cerita itu. Ia begitu piawai meramu cerita pribadi, fakta, contoh, metafora, dan pengakuan pihak lain menjadi sebuah narasi memukau.


Kata-katanya simpel, konkret, dan emosional. Kebersahajaan itulah yang justru menjadi kekuatannya.



| PENDERITA BIPOLAR DISORDER

Siapa yang tidak kenal Steve Jobs? Orang hebat ini adalah bagian penting dalam revolusi teknologi. Ia menyatukan beberapa peralatan menjadi satu. Telepon dan walkman adalah dua alat yang berbeda. Ia mendesain dan menyatukannya. Ia tidak hanya "change the rule" dalam pelataran bisnis, tetapi juga "change the game." Apple mendobrak, membuat standar-standar baru bagi produk-produk hasil rekayasa teknologi. Dunia industri berubah karena Apple.


Industri kepingan CD dan kaset redup perlahan-lahan karena kedatangan iPhone. Begitu juga dengan produsen camera konvensional, satu per satu tumbang. Apple menjadi penggerak utama bagi dunia digital.


Tapi tahukah Anda, Steve Jobs adalah salah satu "anggota" dari penderita penyakit yang amat unik: bipolar disorder.


| KUTUKAN SEBAGAI ANUGERAH

Bipolar disorder adalah kutukan sekaligus anugerah bagi penderitanya. Tergantung dari sisi mana ia melihatnya. Apa yang bisa dieksplorasi dan dieksploitasi oleh diri seorang pengidap bipolar untuk mengubah penyakitnya menjadi anugerah?

Bentangan Emosi. Pengidap penyakit bipolar disorder hidup dalam dua kutub mood yang sangat ekstrim: manic dan depresi. Ia bisa sangat bahagia dan kebahagiaan itu menyentuh puncak tertinggi dari kebahagiaan yang dikenal manusia. Namun ia bisa juga jatuh hingga ke dasar lembah keputusasaan.

Bentangan emosinya begitu panjang. Ia hampir mengenali semua level perasaan yang pernah singgah pada hati seseorang.


Oleh karenanya, pengidap penyakit bipolar disorder adalah seorang yang piawai membangun suasana. Ia akan menarik sedikit demi sedikit perhatian dan emosi audiens. Hingga apabila emosi yang diinginkan itu telah tertata baik, barulah ia menyampaikan pesannya.


Dan itu yang kita temukan pada presentasi-presentasi memukau Steve Jobs, pengidap bipolar yang sangat kreatif dan inovatif. Kata-katanya emosional. Sentuhan emosi pada produk-produk dingin sains membuat Apple tampak sangat manusiawi dan hangat.

Bentangan emosi pada hamparan pengalaman pengidap bipolar disorder menjelaskan mengapa mereka adalah penulis-penulis hebat. Mengapa mereka adalah story-teller yang memukau. Mengapa mereka adalah aktor yang luar biasa. Bentangan emosi-lah yang membuatnya demikian. Mereka mengetahui kebahagiaan serta setiap inci dari level-levelnya. Mereka memahami arti kesedihan dan setiap guratan terkecil darinya.


Dunia mengenal Ernest Hemingway, sastrawan besar pengidap penyakit bipolar disorder. Tulisan-tulisan Ernest Hemingway sederhana namun menampilkan daya tarik tersendiri bagi para pecinta sastra. Dunia juga mengenal Edgar Allan Poe, Leo Tolstoy, dan Charles Dickens. Semua tokoh sastra tersebut pengidap bipolar disorder.


Bipolar disorder memberikan jiwa dengan pengalaman-pengalaman emosional yang mendalam. Oleh karena itu, pengidap bipolar disorder dapat menyalurkan emosinya sekaligus membangun kesuksesannya dari sisi ini: mengeksplorasi perasaan dan menggunakannya. Perasaan itu bisa menjadi senjata beracun atau kunci kesuksesan seorang penderita bipolar disorder.



Passion. Selain bentangan emosi yang sangat lebar, penyandang penyakit bipolar disoder adalah orang yang memiliki passion yang meletup-letup.
     People With Passion Can Change The World -- Steve Jobs
Passion atau gairah merupakan elemen penting yang melekat pada penyandang bipolar disorder. Apabila dikelola dengan baik, passion adalah jalan kesuksesan seorang penyandang bipolar.

Passion adalah kunci sukses, terlebih bagi seorang penyandang bipolar. Perhatikan beberapa ucapan penyandang bipolar disorder ini.
Early to bed, early to rise, work like hell and advertise. -- Ted Turner
With me poetry has not been a purpose, but a passion. -- Edgar Allan Poe
Steve Jobs, Ted Turner, dan Edgan Allan Poe mengikuti passion mereka. Dengan mengikuti passionnya, mereka menjadi diri sendiri. Bekerja dengan penuh gairah dan kebahagiaan.

Oleh karena itu, jangan pernah "memotong" passion dan keinginan seorang bipolar. Biarkan mereka mengikuti bisikan hatinya. Dalam banyak kasus, ketika passion seorang penyandang bipolar diputus, maka mereka akan menarik diri dari kehidupan. Mereka langsung mengalami depresi. Setelah itu biasanya mereka sulit sekali untuk bangkit.


Memutuskan passion dapat berarti "memintanya" melakukan apa yang bukan keinginan hatinya. Atau menyuruhnya melakukan sesuatu yang berbeda dengan kehendaknya. Atau bisa juga memintanya untuk tidak mengerjakan "hobby" yang menjadi kesenangannya.


Biarkan passion itu menyala-nyala indah di sanubari. Ikuti. Ikuti passion itu. Kelak, kehidupan cerah akan mengikuti mereka.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar